Aku cinta rupiah , biar dolar dimana-mana
Aku suka rupiah , karna ku anak Indonesia
Mau beli baju , pakai rupiah
Jajannya juga , pakai rupiah
Bagi generasi 90an, mungkin tidak asing dengan penggalan lirik lagu di atas. Ya . . . lirik tersebut merupakan penggalan lagu ‘Aku Cinta Rupiah’ yang dipopulerkan oleh penyanyi cilik dimasa itu, Cindy Cenora. Berbicara tentang Rupiah, kamu pasti sudah tau kalau Rupiah merupakan mata uang resmi Negara Republik Indonesia. Tapi tahukah kamu , sebelum bernama Rupiah, uang pertama di Indonesia disebut ORI (Oeang Republik Indonesia).
Sejarah Rupiah
Uang pertama di Indonesia adalah ORI (Oeang Republik Indonesia) yang beredar satu tahun setelah Indonesia merdeka sekitar tahun 1946. Tak lama setelahnya, untuk pertama kalinya Bank Indonesia menjadi pihak yang berwenang dalam mencetak Rupiah di Indonesia di tahun 1952. Dulunya, bank ini dikenal sebagai De Javasche Bank, yang kemudian diubah namanya menjadi Bank Indonesia. Seiring dengan perkembangan jaman, Rupiah sudah beberapa kali berganti desain. Setiap kali desain baru Rupiah resmi dikeluarkan, desain mata uang Rupiah yang sebelumnya masih berlaku dan bisa digunakan masyarakat. Sebab, Bank Indonesia biasanya menentukan target 10 tahun untuk menarik uang lama dari peredaran. Desain Rupiah terakhir saat ini adalah pecahan uang Rupiah tahun emisi 2016.
Rupiah Tahun Emisi (TE) 2016
Pada tanggal 19 Desember 2016, Presiden Republik Indonesia meresmikan pengeluaran dan pengedaran 11 pecahan uang Rupiah Tahun Emisi (TE) 2016. Kesebelas uang Rupiah TE 2016 terdiri dari 7 (tujuh) pecahan uang Rupiah kertas
dan 4 (empat) pecahan uang Rupiah logam. Uang Rupiah kertas terdiri dari pecahan Rp100.000 TE 2016, Rp50.000 TE 2016, Rp20.000 TE 2016, Rp10.000 TE 2016, Rp5.000 TE 2016, Rp2.000 TE 2016 dan Rp1.000 TE 2016. Sementara itu, untuk uang Rupiah logam terdiri dari pecahan Rp1.000 TE 2016, Rp500 TE 2016, Rp200 TE 2016
dan Rp100 TE 2016.
Selain tampilannya yang baru, ternyata Bank Indonesia juga menyisipkan unsur pengaman dengan teknologi yang canggih pada uang Rupiah TE 2016 ini. Berikut adalah teknologi pengaman yang terdapat pada Rupiah TE 2016 :
- Tactile Effect, atau Blind Code adalah efek rabaan yang dapat membuat para tunanetra bisa membedakan antar pecahan dengan lebih mudah.
- Rectoverso, adalah pengaman yang jika diterawang ke arah cahaya dapat menampilkan logo BI secara utuh dan juga menampilkan gambar pahlawan serta ornamen yang tersembunyi.
- Latent Image, adalah pengaman yang dapat menampilkan gambar tersembunyi apabila uang dilihat dalam sudut pandang yang berbeda.
- Color Shifting, adalah pengaman yang apabila dilihat dari sudut yang bereda akan menghasilkan warna yang beda pula.
- Rainbow Feature, adalah pengaman yang apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda akan menampilkan gambar tersembunyi berupa angka nominal.
- Ultra Violet Feature, adalah pengaman yang apabila disinari oleh lampu ultra violet beberapa elemen yang tampak maupun tidak akan memancarkan cahaya.
Gerakan Cinta Rupiah
Pernah mendengar tentang Gerakan Cinta Rupiah..? Gerakan ini digalakan oleh Bank Indonesia untuk mengajak masyarakat menunjukan rasa bangga terhadap Indonesia. Gerakan Cinta Rupiah merupakan salah satu wujud nyata semangat Nasionalisme, karena Rupiah merupakan salah satu simbol kedaulatan Negara Indonesia dan sudah sewajibnya kita warga negara Indonesia bangga dan cinta rupiah, seperti lagunya Cindy Cenora. Kecintaan terhadap Rupiah tentu juga akan berdampak terhadap kestabilan nilai mata uang kita.
Cinta rupiah bisa dimulai dengan hal sederhana seperti menjaga dan memperlakukan uang Rupiah dengan tidak dilipat, tidak dicoret, tidak distapler, tidak diremas, dan tidak dibasahi. Selain itu menggunakan Rupiah untuk setiap transaksi keuangan di dalam negeri dan menyimpan tabungan kita dalam bentuk Rupiah.
Mengapa gerakan cinta rupiah dapat berpengaruh terhadap kestabilan nilai mata uang kita? Untuk dipahami, nilai tukar rupiah ditentukan oleh besarnya penawaran dan permintaan. Contohnya, apabila permintaan terhadap USD lebih tinggi, maka USD akan menguat dan menekan laju nilai tukar Rupiah. Jadi jika kita ingin menjadikan nilai tukar rupiah lebih stabil dan menguat, jawaban sebenarnya sederhana, yaitu kurangi permintaan USD dan tingkatkan permintaan atau penggunaan nilai tukar rupiah. Disinilah pentingnya kesadaran kita rakyat Indonesia untuk cinta terhadap rupiah. Dan pada aspek inilah pentingnya Gerakan Cinta Rupiah.
Cinta rupiah harus pake Tunai???
Selain Gerakan Cinta Rupiah, Bank Indonesia juga mencanangkan “Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)”. Namun saya sempat melihat beberapa netizen di sosial media yang tidak setuju dengan gerakan ini dan mengatakan bahwa Non-Tunai berarti tidak cinta Rupiah. Tentu pernyataan ini salah, sekali lagi, cinta Rupiah bukan berarti kita harus menggunakan uang Rupiah tunai, tapi menggunakan mata uang Rupiah. Gerakan Nasional Non Tunai bertujuan untuk mewujudkan sistem pembayaran yang lebih efisien dan tentu lebih aman dan tetap menggunakan Rupiah. Di Jakarta sendiri sistem pembayaran non tunai sudah digunakan untuk pembayaran transportasi seperti trans Jakarta dan KRL juga pembayaran jalan tol.
Gimana? setelah membaca artikel ini tentu kamu makin cinta Rupiah dong..? Semangat Nasionalisme ternyata bisa dilakukan dengan cinta Rupiah. Simpel kan?? Jangan lupa ajak teman-teman dan keluarga kamu supaya makin cinta Rupiah juga.